Artikel: Psikologi Kesehatan Mental Gangguan Psikosis di Masyarakat
Nama: Evi Devianty
12510456
12510456
2PA03
Psikosis di Masyarakat Menurut penelitian WHO prevalensi gangguan jiwa dalam masyarakat berkisarsatu sampai tiga permil penduduk. Misalnya Jawa Tengah dengan penduduk lebihkurang 30 juta, maka akan ada sebanyak 30.000-90.000 penderita psikotik. Bila 10%dari penderita perlu pelayanan perawatan psikiatrik ada 3.000-9.000 yang harusdirawat. Tetapi tidak semua bisa dirawat karena kapasitas pelayanan perawatanpsikiatrik di Jateng masih di bawah 1.000 tempat tidur. Sisa yang tidak terawat beradadalam masyarakat dan pasien ini seharusnya perlu pengawasan yang seksama. Pasienpsikotik yang mungkin tenang terkadang tak terduga akan menjadi agresif tanpastressor psikososial yang jelas.
Pada zaman pemerintahan kolonial Belanda semuapasien psikotik (skizofrenia) dirawat di Rumah Sakit Jiwa seumur hidup (dibuatkoloni). Hal ini sekarang menjadi stigma masyarakat, bahwa RSJ identik dengan gila.Tetapi sekarang situasi sudah berbeda, tidak semua pasien dapat dirawat di RSJ.Mereka yang fase aktif gangguan psikotiknya dirawat, sedang yang tenangdipulangkan namun masih dalam pengawasan dalam bentuk perawatan jalan. Faseaktif adalah pasien-pasien yang menunjukkan perilaku yang membahayakan diri ataumembahayakan lingkungannya, dan mudah dikenali gejalanya. Pada fase tenangpasien dapat beradaptasi dengan lingkungannya, meskipun terbatas. Perjalananpsikiatrik tidak terbatas pada Rumah Sakit Jiwa yang ada, tetapi di Rumah SakitUmum pun ada pelayanan psikiatrik yang dilakukan oleh psikiater. Yakni pelayananintegrasi dan konsultasi psikiatri di RSU, mengingat jumlah psikiater yang ada belummemadai sesuai kebutuhan:
1. Ciri-ciri penderita psikotik antara lain:Penarikan diri dari pergaulan sosial, banyak di dalam rumah, malu keluarrumah.
2. Tak mampu bekerja sesuai dengan fungsinya. Di rumah tak mau bekerja, ataubekerja sekedarnya saja karena diperintah, setelah itu tak mau mengerjakantugas yang diberikan.
3. Berpikir aneh, dangkal, berbicara tak sesuai dengan keadaan situasikeseharian, bicara ngelantur.
4. Dalam pergaulan ada riwayat gejala waham atau halusinasi dan illusi.
5. Perubahan perilaku yang nyata, misalnya tadinya ceria menjadi melamun,perilaku aneh-aneh yang sebelumnya tidak pernah dijalani.
6. Kelihatan menjadi murung dan merasa tak berdaya.7.Sulit tidur dalam beberapa hari, atau bisa tidur yang terlihat oleh keluarganya,tetapi pasien merasa sulit atau tidak bisa tidur.
Psikosis adalah penyakit kejiwaan yang parah, karena di tingkatan ini penderita tidak lagi sadar akan dirinya. Pada penderita psikosis umumnya ditemukan ciri-ciri sebagai berikut:
1. Mengalami disorganisasi proses pikiran
2. Gangguan emosional
3. Disorientasi waktu, ruang, dan person
4. Terkadang disertai juga dengan halusinasi dan delusi
Psikosis bisa muncul dalam beberapa bentuk, diantaranya:
a. Schizophrenia, penyakit jiwa yang ditandai dengan kemunduran atau kemurungan kepribadian.
b. Paranoia, gila kebesaran atau merasa lebih dari segalanya
c. Maniac depressive psychosis, perasaan benar atau gembira yang mendadak bisa berubah sebaliknya menjadi serba salah atau sedih Skizofrenia merupakan sekelompok gangguan psikotik, dengan gangguan dasar pada kepribadian, distorsi khas pada proses pikir.
Penyakit ini timbul akibat ketidakseimbangan pada salah satu sel kimia dalam otak. Skizofrenia adalah gangguan jiwa psikotik paling lazim dengan ciri hilangnya perasaan afektif atau respons emosional dan menarik diri dari hubungan antarpribadi normal. Sering kali diikuti dengan delusi (keyakinan yang salah) dan halusinan (persepsi tanpa ada rangsang pancaindra).
Dari uraian tersebut di atas diketahui bahwa gejala-gejala psikotik yang diderita pada subjek antara lain adanya bicara kacau yang dapat berupa gangguan asosiasi, merasa curiga ada yang mengejar dan akan membunuhnya (waham) dan adanya penarikan diri dari lingkungan sosial (social withdrawl). Sehingga dapat disimpulkan subjek adalah seorang penderita eplepsi psikomotor dengan disertai gejala-gejala psikotik. Gangguan ini telah dideritanya sejak kecil, sering mengalami brown out (lebih ringan dari black out) dan sering pula mengalami "keadaan mimpi" atau "kedaaan dini". Dalam keadaan mimpi, pasien dapat melakukan tindakan yang merusak atau gejala-gejala aneh lainnya. Sesudah melakukan perbuatan, pasien mengalami "amnesia sempurna".
Dari uraian tersebut di atas diketahui bahwa gejala-gejala psikotik yang diderita pada subjek antara lain adanya bicara kacau yang dapat berupa gangguan asosiasi, merasa curiga ada yang mengejar dan akan membunuhnya (waham) dan adanya penarikan diri dari lingkungan sosial (social withdrawl). Sehingga dapat disimpulkan subjek adalah seorang penderita eplepsi psikomotor dengan disertai gejala-gejala psikotik. Gangguan ini telah dideritanya sejak kecil, sering mengalami brown out (lebih ringan dari black out) dan sering pula mengalami "keadaan mimpi" atau "kedaaan dini". Dalam keadaan mimpi, pasien dapat melakukan tindakan yang merusak atau gejala-gejala aneh lainnya. Sesudah melakukan perbuatan, pasien mengalami "amnesia sempurna".